Makna dan Hikmah Tahun Baru Islam
Hal itu juga bererti, peristiwa hijrah Rasulullah SAW dan
para sahabat, dari Mekah ke Madinah (Yatsrib), sudah berusia 1431 tahun. Walaupun
sudah begitu lama, namun peristiwa itu masih dikenang, diingat, dan masih segar
dalam sanubari kaum Muslimin masa kini dan insya Allah masa akan datang. Hakikatnya,
perintah hijrah tetap berlaku sepanjang zaman namun dalam bentuk amalan dan
teknik yang berbeza.
Hijrah merupakan momentum ke arah menegakkan syariah,
daulah dan kejayaan Islam. Hijrah
merupakan strategi dakwah untuk memperkuat barisan penegak syariat Islam dan
membangun “home base” kaum Muslimin masa itu.
Penggantian tahun baru Islam bererti momentum peringatan
peristiwa hijrah sekaligus penggalian maknanya. Sejumlah ulama, dari masa ke
masa, terus berusaha menggali hikmah tersebut dan meng-up date-nya tiap kali
bertemu tahun baru Islam 1 Muharam.
Pakar tafsir Dr. Quraish Shihab mencatat, ada empat poin
seputar hijrah:
1. Kata
"hijrah” digunakan untuk mengistilahkan perpindahan suatu kaum atau
individu dari satu hal yang sifatnya buruk kepada hal lain yang sifatnya baik.
Pengertian ini berlaku kepada kegiatan pindah
tempat dan pindah
kelakuan. Contoh hijrah yang paling populer adalah peristiwa hijrah
Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah. Contoh lainnya adalah tobatnya
seseorang. Jika seseorang telah bertobat, dengan tobat nasuha, ini pun
dikategorikan hijrah, berpindah dari suatu kondisi buruk kepada kondisi yang
baik.
2. Al-Quran berjanji untuk memberikan kelapangan bagi
siapa pun yang berhijrah. Namun, kelapangan yang akan diberikan Allah SWT hanya
berlaku bagi orang yang secara sungguh-sungguh melaksanakan hijrah.
3. Sebelum hijrah Nabi Saw, nabi-nabi sebelumnya hijrah.
Misalnya, Nabi Musa hijrah beserta kaumnya dari Mesir ke Palestina.
4. Poin cukup penting dalam berhijrah adalah usaha
maksimal yang dilakukan. ketika kita sudah bertekad untuk berhijrah, maka
sepantasnyalah kita berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan hijrah
itu. Setelah kita telah berusaha dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan
membantu kita dalam menjalani hijrah kita. Contoh nyata hijrah Nabi Muhammad
bersama Abu Bakar dari Mekah ke Madinah.
Ulama lain, Syaikh Dr. Fadhl Ilahi, dalam bukunya, Kunci-Kunci Rizki Menurut Al-Qur’an
dan As-Sunnah, menegaskan, Allah Swt menjadikan hijrah sebagai
kunci di antara kunci-kunci rezeki.
‘Al-Muhajarah’ (hijrah), sebagaimana dikatakan Imam Ar-Raghib Al-Asfahani,
adalah keluar dari negeri kafir kepada negeri iman, sebagaimana para sahabat
yang berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Menurut Syeikh Fadhl, hijrah di jalan Allah termasuk
kunci rezeki, sebagaiman ditegaskan Allah Swt, " Barangsiapa berhijrah di
jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang
luas dan rizki yang banyak" [QS. An-Nisaa:100].
Dalam ayat yang mulia ini, Allah menjanjikan bahwa orang
yang berhijrah di jalan Allah akan mendapati dua hal : Pertama 'muraagama
katsiiran", Kedua 'sa'atan'. Yang dimaksud 'muragamaa' sebagaimana
dikatakan oleh Imam Ar-Razi adalah, barangsiapa berhijrah di jalan Allah ke
negeri lain, niscaya akan mendapat di negerinya yang baru itu kabaikan dan kenikmatan
yang menjadi sebab kehinaan dan kekecewaan para musuhnya yang berada di negeri
asalnya.
Sedangkan yang dimaksud 'sa'atan' (keluasan), yaitu
keluasan rezeki. Inilah yang dikatakan oleh Abdullah bin Abbas r.a dan ulama
lainnya adalam menafsirkan ayat ini.
Ketika para sahabat Nabi Saw meninggalkan rumah-rumah,
harta benda, dan kekayaan mereka untuk hijrah di jalan Allah, Allah serta merta mengganti semuanya.
Allah memberikan kepada mereka kunci-kunci negeri Syam, Persia, dan Yaman.
Allah berikan kepada mereka kekuasaan atas istana-istana negeri Syam yang merah
juga istana Mada'in yang putih. Kepada mereka juga dibukakan pintu-pintu
Shan'a, serta ditundukkan untuk mereka berbagai simpanan kekayaan Kaisar dan
Kisra.
HIJRAH
merupakan momentum perjuangan umat Islam untuk tetap survive. Dimulainya
penanggalan Tahun Hijriyah dari saat hijrah, menunjukan betapa kita harus
menghargai dan mengambil hikmah
dari peristiwa hijrah yang merupakan struggle
for life (perjuangan untuk hidup), struggle for existence (perjuangan untuk
menjadi perkasa).
Dalam buku Kebangkitan
Islam dalam Pembahasan (1979), Sidi Gazalba menulis: "Dipandang dari ilmu strategi,
hijrah merupakan taktik. Strategi yang hendak dicapai adalah mengembangkan iman
dan mempertahankan kaum mukminin".
Hijrah dalam konteks masakini bukanlah bermksud dengan
meninggalkan tanah air semata-mata seperti kaum Muhajirin, tetapi berpindah
dari gaya hidup musyrikin atau tidak Islami ke gaya hidup yang Islami (berpijak
pada nilai-nilai Islam), pindah dari kerenggangan jalinan ukhuwah kepada
eratnya persaudaraan sesama Muslim, dan hijrah dari beramal mungkar ke
beramal baik.
Setiap
pergantian Tahun Hijriyah juga merupakan momentum pengeratan
solidaritas sesama Muslim. Ia tidak perlu dirayakan sebagaimana hingar-bingarnya
perayaan "Malam Tahun Baru Masehi", akan tetapi lebih memerlukan
penghayatan dan pemupukan nilai-nilai yang ada dalam karektor "Tahun
Islam" ini. Artinya, ia membutuhkan pemaknaan dan pengkajian
0 comments:
Post a Comment
Embedded below post